Nama: Resti Rahayu
Nim: 252100023
Al-Quran dan Sains: Kehidupan
Sosial Semut
Di masa lalu, Para ilmuwan, meyakini bahwa kehidupan binatang
yang termasuk kelompok serangga berjalan atas dasar insting belaka, dan bukan
berdasarkan suatu sistem perilaku yang teratur dan tertib.
Namun
setelah dicapainya kemajuan dan perkembangan pengetahuan tentang dunia
serangga, yang didasarkan pada ilmu fisiologi yang membahas fungsi setiap
anggota tubuh yang dimilikinya, juga ilmu genetika, para ilmuwan mendapatkan bahwa
kehidupan serangga berjalan di atas dasar fungsi-fungsi tertentu—sesuai dengan
sifat genetika yang mengatur perilakunya.
Salah
satu jenis serangga yang menarik penelitian mereka adalah semut. Di mana jenis
serangga ini memiliki sistem kehidupan yang tertib yang membatasi perilaku
tiap-tiap anggota masyarakatnya. Untuk tempat tinggalnya, semut biasanya hidup
secara berkelompok di suatu tempat tertentu. Di mana terkadang, sekelompok
semut bisa memenuhi satu lembah yang luas sebagai tempat tinggal mereka.
Mereka
hidup atas dasar kerjasama di antara sesama anggota kelompok. Ketika mereka
dihadapkan pada rintangan yang berupa air, misalnya, maka semut-semut yang
muda, khususnya yang jantan dan memiliki badan yang kuat akan membangun suatu
jembatan dengan cara mengaitkan kaki mereka masing-masing, sehingga semut-semut
yang lemah dan terluka serta yang sudah tua atau masih kecil, bisa melewati
rintangan itu dengan selamat. Pembuatan jembatan ini adalah merupakan perintah
dari seorang ratu semut yang memimpin kerajaan mereka.
Yang
unik, di kerajaan semut pun terdapat ‘majelis syura’ yang anggota-anggotanya
bertugas untuk memberikan masukan kepada ratu, dalam menetapkan setiap
keputusan yang akan diambilnya, terlebih pada saat-saat genting.
Di
kerajaan semut ini, yang menjadi pemimpin adalah semut betina dan bukan semut
jantan. Karenanya mereka hanya memiliki ratu, dan tidak memiliki raja. Fenomena
ini, merupakan hal yang biasa terjadi dalam kelompok serangga. Adapun sebabnya,
dikarenakan bentuk tubuh sang ratu yang besar dan peranan penting yang
dimainkannya. Di mana serangga jantan memiliki peranan yang kurang penting dibanding
peranan serangga betina.
Para
betina memiliki tugas antara lain; mendidik, menjaga dan mengawasi pertumbuhan
anak-anaknya, menyiapkan dan menyimpan persedian makanan. Adapun jantannya,
hanya bertugas untuk mempertahankan dan membela kehidupan mereka. Untuk itu,
mereka akan mendapatkan imbalan dengan dipenuhinya semua kebutuhan pokok mereka
tanpa harus berpayah-payah bekerja. Semua ini berjalan berdasarkan perintah dari
ratu dan para pembantunya.
Tentunya,
interaksi yang terjadi antara sesama semut membutuhkan suatu media komunikasi.
Dan sesuai penelitian, terdapat bukti bahwa semut ini mempunyai ‘bahasa khusus’
yang mereka gunakan untuk saling berkomunikasi di antara sesama mereka,
sehingga kehidupan mereka bisa berjalan secara teratur dan tertib.
Alquran,
secara menakjubkan telah membuka tabir rahasia kehidupan semut ini, sejak empat
belas abad yang lalu. Hal itu kita dapatkan dalam firman Allah SWT di surah
An-Naml ayat 18: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah
seekor semut: "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya. Sedangkan mereka tidak
menyadari."
Dalam
ayat di atas, kita mendapatkan bahwa Alquran telah membicarakan tentang
sistematika yang mengatur kehidupan semut yang berjalan sesuai dengan sistem
yang telah disepakati di antara mereka. Termasuk tentang struktur tempat
tinggal mereka yang dibangun dengan teknik arsitektur yang teliti, disesuaikan
dengan lingkungan di mana mereka tinggal. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT:
"udkhuluu masaakinakum".
Demikianlah,
apa yang telah dijelaskan di atas, merupakan bukti kebenaran bagi Alquran
sebagai wahyu Ilahi. Sebelum para ilmuan modern meneliti ini semua, Al-quran
telah lebih dahulu menggungkap fakta ini dengan jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar