Selasa, 24 Juli 2012

Sumbangan Cendekiawan Islam terhadap Peradaban Dunia


Sumbangan Cendekiawan Islam terhadap Peradaban Dunia
Nama    : Moh. Farhan
            NIM     : 252100015
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan perkembangan peradaban manusia, agar manusia terbebas dari kebodohan, kegelapan dan kesesatan. Allah mengutus Rasulullah untuk mendidik manusia menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan terlepas dari kesesatan. Sebagaimana firman Allah: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS.Al Baqarah:151)
Rasululah berhasil mendidik para sahabat menjadi generasi terbaik di sepanjang sejarah, generasi pemberani, tangguh, dermawan, cerdik,cerdas, mahir, berakhlak mulia, disiplin dan zuhud, maka tak heran kalau Muawiyyah mengatakan: “Aku tidak pernah melihat seorang pendidik sebelum dan sesudahnya lebih baik darinya.
Pada zaman sesudahnya pada masa keemasan kekhalifahan Islam, tercatat dengan tinta emas sumbangsih para ulama cendekiawan Islam dalam ilmu pengetahuan yang menghantar peradaban dunia ke peradaban yang semakin maju. Pada saat anak-anak kota Baghdad yang bermandikan cahaya bermain dengan teropong bintang mereka mengeksplorasi antariksa dan majelis-majelis ilmu digelar di masjid-masjid dan perpustakaan, di saat yang sama London masih berupa rawa-rawa yang penduduknya percaya kepada jimat-jimat dan para pemimpinnya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu yang tercela dan terkutuk sedangkan New York waktu itu mungkin masih berupa hutan belantara.
Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner berkata : “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi.
Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern saat ini sedang berbagi pengetahuan, peradaban dunia Islam yang sedang saya bicarakan ini sudah bermula sejak tahun 800 hingga 1600, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab.”
Itulah pengakuan seorang modern barat terhadap sumbangsih cendekiawan islam terhadap peradaban dunia. Dapat kita sebut beberapa saja ulama cendekia tadi, sbb:
Muhammad Ibn Musa Al-Khawārizmi: yang juga dikenali sebagai Al-Khawārizmi (lahir di Khawarizm, Usbekistan 780 – wafat diperkirakan pada tahun 840) seringkali disebut sebagai bapak aljabar. Istilah aljabar (algebra dalam bahasa latin) sendiri berasal dari buku karangannya yang terkenal Hisabul Jabar wal Muqābilah (Ilmu pengurangan dan penambahan). Istilah algorisma dan algoritma juga berasal dari latinisasi nama Al-Khawārizmi. Al-Khawārizmi adalah pakar dalam bidang matematika, astronomi dan geografi.
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani: Lahir di Buzhgan, Nishapur, Iran (940 – 998) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Jabir Ibnu Hayyan: Pengarang kitab “Al Kimya” yang diterjemahkan oleh bangsa barat menjadi “Alchemy”, kitab rujukan ilmu kimia/chemistry. Cendekiawan masa Dinasti Ummayah abad ke-8 Masehi.
Ibnu Sina: Bangsa barat memanggilnya Avicenna. Dunia menasbihkanya sebagai “Bapak Kedokteran Modern”, pengarang kitab Qanun fi Thib (Canon Of Medicine) yang merupakan rujukan di bidang kedokteran dunia selama berabad-abad.
Itulah para ulama cendekia Islam yang berkitabkan Al Qur’an dan bertauladankan Rasulullah SAW, yang mengeksplorasi ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an yang kemudian menelurkan karya-karya ilmu pengetahuan lentera peradaban dunia. Bila Carli Fiorina, sang CEO Hewlett Packard mau meneliti lebih jauh maka akan muncul pertanyaan “Buku apa yang mereka baca sehingga orang-orang arab tadi “keranjingan” meneliti dan mencipta?” dan “Siapakah gerangan “Bapak Pendidikan” yang menginspirasi dan menjadi teladan mereka?”. Maka dia akan mendapat jawaban: Al Qur’an dan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam.
Dari sini kita yakini Allah-lah “…Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Baqarah: 4-5), Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya(Muhammad) ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu. “ (QS. Al Hadiid: 9).
Al Qur’an telah menjadikan semenanjung arab yang penduduknya tak bisa baca tulis dan negerinya begitu kering sehingga para penjajah-pun enggan meliriknya, kemudian menjadi pusat peradaban dan menjadi guru dunia. Inilah bukti nyata keagungan Al Qur’an. Al Qur’an meninggikan ilmu dan akhlak manusia bila manusia mau membaca, memahami dan mengamalkanya.
“Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar